Monday, September 21, 2009

Mudik, keluarga dan DNA

oleh Ikhsan Hasibuan


Seumur-umur saya baru satu kali merasakan nikmatnya mudik, itupun beberapa tahun yang lewat. Saya tadinya berharap lebaran tahun ini bisa mudik, tetapi nasib belum mengizinkan, Alhamdulillah...

Mudik memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam merayakan idul fitri di tanah air. walau budaya ini tidak tercantum dalam hadis manapun, sejauh ini belum pernah saya menemunkan tulisan ahli agama yang mempersalahkan hal ini. kebiasaan para ahli agama adalah menganggap bid'ah perbuatan yang berkaitan dengan agama yang tidak tertulis dalam quran maupun hadis. alhamdulillah untuk pengecualian yang satu ini.

Saya bisa mengerti jika setiap orang yang merantau mulai dari orang yang ekonominya sulit hingga ekonominya selangit bertekad besar untuk mudik. Menurut pejabat dari dinas perhubungan setidaknya ada 15 juta orang yang mudik lebaran tahun ini. Mudik bukan hanya ritual jalan-jalan atau pulang ke daerah asal, tetapi disana ada proses mengenang sekaligus menyatukan ikatan keluarga yang lama terpisahkan.

Adalah sifat manusia sebagai makhluk sosial untuk kembali ke akar asalnya. mengetahui asal-usul keluarga merupakan hal yang penting bagi sebagian besar orang. Ini bukanlah perkara kecil. Pada saat saya mudik, saya menanyakan kepada kakek, nenek, uwak, om, tante tentang silsilah keluarga. saya ingin mendapatkan data yang selengkapnya tentang keluarga besar saya. Setelah dilakukan sensus singkat, dihitung-hitung pada saat itu ternyata saya memiliki lebih dari 50 saudara sepupu. jumlah yang tidak pernah saya duga. bahkan nenek saya pun kaget mendengarnya. Nah lho....

Mencari akar silsilah bukan hanya menarik bagi saya atau orang-orang Indonesia lainnya. ilmu pengetahuan modern pun saat ini mengembangkan suatu metode untuk mengetahui lebih jauh asal muasal seseorang. Dengan kecanggihan teknologi pemetaan DNA, dunia kedokteran bisa mengetahui asal asli kita dari mana, setidaknya begitu kurang lebih isi berita yang disampaikan Discovery Channel.

Selamat mudik, selamat menikmati hangatnya suasana keluarga. suasana yang sangat mahal bahkan kadang harus ditebus dengan jiwa.

No comments:

Post a Comment