Sunday, September 20, 2009

Mobil Balap di Jalanan Kota

oleh: Ikhsan Hasibuan
email: ikhsan.hasibuan@gmail.com

Ada iklan mobil yang cukup menarik saya lihat di TV kemarin. Mobil yang diiklankan adalah mobil berharga murah sekelas suzuki karimun. Dalam tayangannya pihak produsen mobil ini berani membandingkannya dengan mobil berotot (muscle car) sekelas Chevrolet Corvette yang super mewah dengan kemampuan melesat hingga 200 km/jam. Juga dibandingkan dengan mobil super tangguh sekelas Humpee/hummer yang jadi icon mobil amerika (aslinya adalah mobil perang yang diadaptasi jadi mobil keluarga)

Bagaimana menjual mobil kecil ditengah pasar mobil mewah? Inilah yang menarik karena diangkat dari realita yang ada. Idealnya Corvette memang bisa melaju bak kilat hanya bila ada jalanan kosong atau di track racing, Realitanya yang ada adalah jalanan lebar yang terasa sempit karena kemacetan kota setiap hari. Kita bahkan tidak bisa menekan gas lebih dari 60 km/jam. Apalagi bermimpi ngebut di track racing, anda harus terdaftar sebagai pembalap resmi untuk menggunakannya.

Demikian juga dengan Humpee yang bisa tangguh malang melintang di kawasan yang keras, naik turun bukit, melewati anak sungai. Semua itu tidak ada dikota. Kalo anda terobsesi mencoba ketangguhannya dengan menjadikan mobil macet sebagai sebagai bukit-bukit yang bisa dinaiki, anda akan berakhir dipenjara.

Realitanya pilihlah jalan hidup yang realistis walaupun itu sederhana. inilah pesan yang disampaikan dalam iklan ini.

Sekarang case kita pindah dari mobil ke bangsa ini. Bangsa kita adalah bangsa yang kaya, luas, besar baik lautan maupun daratan. tak ada yang meragukan kekayaan bangsa kita. Artinya bangsa ini adalah Chevrolet Corvette yang super mahal.

Realitanya anak bangsa masih tetap dalam kemiskinan. Sama seperti Corvette yang tidak bisa bergerak karena terjebak kemacetan. Apa yang menyebabkan bangsa ini macet?

Di jalan raya penyebab kemacetan adalah terlalu banyaknya jumlah mobil dibanding luas badan jalan, Lampu merah, atau ada kecelakaan di depan.

Banyaknya jumlah mobil bisa kita samakan dengan gendutnya jumlah pejabat, lihatlah tiap tahun berapa banyak penambahan pegawai negara. realitanya mereka sebagian hanya duduk manis di kantor. Pemerintah terpaku pada "idealnya" hingga tidak melihat "realita"nya. Hal yang harusnya dilakukan pemerintah adalah pemerataan dan pembagian pegawai yang merata di seluruh negeri, bukan berpusat di kota. Daerah selama ini hanya dilihat saat menghitung kebutuhan anggaran saja, tapi saat tiba pelaksaannya malah dilupakan. alasannya bandingkan jumlah guru di sebuah sekolah di kota dengan di daerah terpencil.

Lampu merah juga menjadi pengerem kemajuan bangsa ini. Banyak anak-anak bangsa yang cerdas dengan pendidikan tinggi hasil olahan universitas-universitas utama baik dalam maupun luar negeri. Mereka adalah mobil-mobil balap yang bisa membawa negeri ini melaju kencang. tapi sebelum mereka tancap gas, para pejabat atasan mereka yang takut jabatannya tergeser atau hilang kekuasaannya buru-buru memasang lampu merah yang banyak di sepanjang jalan. mesin corvette pun menjadi dingin dan kehabisan bensin karna terlalu lama parkir di lampu merah

Memahami realita sama pentingnya dengan mengetahui idealisme. Bacalah ayat-ayat tersirat disamping ayat-ayat yang tersurat. nasi di piring kita tidak akan ada bila petani hanya melaksanakan cara bertani di dalam buku petunjuk menanam padi, karena pelajaran sebenarnya ada di alam yang penuh realita.

semoga renungan ini bisa memberi manfaat

No comments:

Post a Comment